Saturday, January 9, 2010

Bangkit wahai hati


Jamal Inginkan Mati Syahid di Tangan Zionis Malah Ditembus Peluru Mesir

[ 08/01/2010 - 04:39 ]




Gaza-Infopalestina: Tidak ada seorangpun yang menyangka, pemuda Jamal Samiri yang belum genap berusia 17 tahun, ketika ia mengikuti aksi protes menentang blokade Gaza di Rafah (6/1), harus kembali dari aksi tersebut dengan cara digotong. Ia kini tergolek lemah di rumah sakit Al-Syifa Gaza dikerubungi pihak keluarga yang berharap Samiri dapat melakukan aktivitasnya seperti biasa.

Beberapa kalimat meluncur dari mulut Samiri yang terluka akibat tembakan pasukan penjaga perbatasan Mesir. Ia mengatakan, cukuplah Allah bagi kami sebagai penolong. Mereka tidak hanya memblokir kami tetapi juga menembaki kami… kenapa ?, ungkapnya.

Jamal terdiam, di wajahnya terlihat raut kesakitan. Ia melanjutkan, "Saya menginginkan untuk mati syahid oleh roket Zionis. Tak terbayang sedikitpun saya harus menjadi sasaran tembak pasukan Mesir".

Sebelumnya ia ikut dalam aksi penentangan terhadap blokade Mesir yang sedang membangun tembok baja di perbatasan Rafah, atas perintah Amerika-Zionis untuk menghancurkan terowongan Gaza.

Jamal mempertanyakan, kenapa pasukan Mesir menembakinya. Bagaimana saya dapat berangkat ke sekolah ? apakah kami membahayakan keamanan mereka ?..

Sejumlah keluarga syuhada menampakan kemarahannya atas peristiwa ini. Kenapa darah Palestina begitu murah ??, katanya.

Salah seorang diantara mereka mengatakan, tampaknya darah kami ini sangat murah. Buktinya semua media membicarakan seorang tentara Mesir yang terluka. Tetapi tak seorangpun yang melansir peristiwa yang menimpa Jamal. Ia kini sedang terbaring di rumah sakit berjuang melawan maut. Minimal ia harus menerima nasib dengan duduk di kursi roda sepanjang hayatnya.

Ada apa dengan pemerintahan Palestina di Ramallah seolah kebakaran jenggot. Mereka menuding dan mengecam. Tapi tak berbicara sepatah katapun tentang Jamal dan nyawa Palestina. Mereka berbicara tentang serdadu Shalit yang ditawan kelompok perlawanan, tapi tak ada komentar tentang 10 ribu warga Palestina yang sedang mendekam di penjara Zionis.

Sementara itu, keluarga Jamal berharap anaknya cepat sembuh dari luka-lukanya sebagaimana sejumlah demonstrans lainya yang juga terluka, ditengah media Mesir dan sejumlah pihak yang ikut memprovokasi rakyat Palestina. Mereka masa bodoh terhadap 35 warga Palestina yang menjadi korban kekerasan pasukan tentara Mesir. (asy)


Hinakah menjadi seorang muslim?

Wahai pemimpin Arab manakah perginya ke'izzahan anda sebagai seorang muslim? Apakah kalian tidak bangga menjadi ummat Muhammad?

Mengapa perlu tunduk kepada mereka? Mereka perlu kalian buntuti mereka? Mengapa perlu kalian menjadi binatang semata-mata untuk meraih cinta mereka yang entah dihargai atau tidak?

Ingatlah wahai kalian, "Islam yang paling tinggi dan tiada yang lebih tinggi dari itu..". Mulia kalian dengan Islam. Hina kalian apabila kalian meninggalkan Islam.

Hati ini bagai dicarik. Saat diri senang, nyaman belajar, tenang dalam lena, selesa ber'ibadah, seronok bercanda, dalam waktu itu, saudara-saudara dikeji, diinjak sehina-hinanya..oleh kuffar DAN MEREKA YANG MUNAFIQ.

Ummah menangis. Ummah meraung. Ummah dikelar. Ummah ditoreh. Ummah ditunggang bak binatang. Ummah dikhianati.

Di mana saya saat itu?

Apakah yang telah saya sumbang?

Wahai diri, cukuplah masa rehatmu.

Kamu lemah dalam pertarungan nafsumu. Mereka gagah dalam pertarungan mempertahankan Islam. Apakah kamu kira itu sama?

Ibu Muhammad alFateh tak harus luntur. Ibu Toriq Bin Ziyad tak mudah tewas. Ibu Salahuddeen tak mudah mengalah. Islam butuh kamu. Islam butuhkan zuriat yang asli terjaga dalam keredhaan Allah. Islam butuhkan generasi yang bersih hubungan hatinya dengan Allah.. Untuk raih itu, kamu yang harus mula dulu. Kamu harus tegar mujahadah sebelum melahirkan anak mujahid.

Ingat itu wahai hati. Semoga hidupmu tidak sia-sia.

Doakan saya teman.

*Alhamdulillah. Saat diri dikuasai kemalasan untuk bersungguh dalam fatrah imtihan ini, Allah zahirkan khabar yang menyentak. Semoga Allah selalu menjaga..

No comments:

Post a Comment

mohon pandangan.