Remaja itu Allah mahu..

Seperti biasa post ini untuk saya khususnya dan juga untuk kalian 'amnya..

Semalam, saya berbual panjang dengan ibu. Banyak kisah. Banyak cerita. Banyak teguran. Banyak nasihat. Banyak kekuatan. Banyak hikmah. Dan segalanya dapat saya simpan dalam kantong hati yang sudah lama kosong. Setiap butir bicara ibu umpama peluru yang menembaki tepat ke dada saya. Sungguh. Semuanya.

Sebenarnya saya rindu bicara itu. Saya rindu teguran itu. Saya rindu nasihat itu. Kerana sifat manusia harus selalu diperingat. Harus sentiasa dibentuk. Mesti selalu ditegur. Lebih-lebih bagi saya yang masih belum cukup matang untuk mengenal dunia. Yang masih muda untuk berdiri tanpa ada tongkat di sisi.

Banyak sebenarnya yang ingin dikongsi bersama. Namun cukuplah dengan 2 saya kira.

1) Allah ciptakan ujian. Allah ciptakan kepayahan. Allah hidangkan kelelahan. Semua itu untuk membersihkan kita. Allah, Sang Pencipta lebih tahu jalan apa untuk membersihkan hati hambaNya. Jaga dan perbaiki hubungan dengan Allah dahulu. Jangan lihat pada masalah yang berlaku, jangan melihat pada manusia yang kita kira itu sebagai masalah, jangan lihat pada situasi yang kita kira itu menyesakkan Jangan lihat pada orang yang payah untuk kita ajak kepada kebaikan. TETAPI PADA HATI, PADA KEHIDUPAN DAN SETAKAT MANA HUBUNGAN SEMUA ITU DENGAN ALLAH.

Apakah sudah cukup bersih? Apakah sudah benar kita hadiahkan ibadah kita untuk Allah? Apakah sudah hati in selalu sujud, mengakui sifatnya yang sebenar-benarnya hanya HAMBA?

Titik paling penting ialah, apakah kita sudah cukup ikhlas dalam amal?

Bukan maksudnya, kita harus tinggalkan semua usaha kita selama ini untuk mengunci rumah, dan beramal serta menyediakan hati agar benar-benar iklhlas. Tetapi, dalam kita beramal, seharusnya semua itu lagi menguatkan hubungan hati dan rohani kita dengan Allah. FOLUSKAN DIRI ANDA DALAM MASA YANG SAMA, AJAKLAH..

2) Ibu berkongsi satu mafhum hadis. "Allah mencintai pemuda-pemuda yang tidak punya sifat keanak-anakkan."

Maksud hadis ini ialah, pemuda yang matang dan sudah faham tujuan penciptaannya pasti tidak punya waktu untuk minta dikasihi, minta difahami, minta dingongoikan, minta dilayani kerenah perasaannya dan semua yang berkaitan.

Tanya ibu: 'Umur berapa Usamah Bin Zaid menjadi panglima perang menetang kuasa Rom?"
Saya diam.
"18 tahun"
"Umur Hasna' sekarang ini"
"Apakah dia boleh memimpin angkatan tentera yang hebat jika dia bersifat keanak-anakkan? Jika dia selalu minta diberi perhatian, jika dia sellau minta difahami?"

Saat itu, saya rasa bagai masih belum bergerak keluar dari titik permulaan perjuangan. Saya rasa bagai tidak layak untuk melangkah ke syurga yang selalu diangan-angankan selama ini. Bagaimana mungkin sama jika mereka di hujung titik akhir Dakwah tapi kita belum lagi melangkah?

Tambah kakak,"apa yang awak lalui sekarang ini hanyalah di bibir-bibir dakwah. Belum lagi makna sebenar Dakwah."

Sungguh. Sebenarnya masih punya jutaan kelemahan yang ada dalam diri yang mesti dikikis untuk benar-benar saya mencapai tahap yang Allah hajatkan. Saya mesti ingat itu.

Semoga Allah membersihkan saya. Semoga Allah membantu saya untuk berada hampir denganNya.

Sungguh. Cita-cita saya besar, tetapi mampukah tercapai dengan segala kelemahan yang masih merantai kaki ini?

Doakan saya teman..Sungguh-sungguh..