Friday, June 10, 2011

pemuda dan kehilangan jiwa pemuda.

rasa sebak melihat gambar ini.
syi'ar Islam yang lahir dari jiwa-jiwa pemuda seperti ini yang kita hajatkan.
(sujud syukur selepas MATRI johan bola Tampar 2011)

Melihat realiti hari ini, betapa sistem jahiliyyah telah berjaya menguasai. Jiwa-jiwa pemuda menjadi lemah dan lesu. Kecil dan semakin sakit.

Jiwa-jiwa pemuda yang fitrahnya kuat, gagah dan jauh matlamatnya kian pudar lantaran dirobek oleh dunia dan tipu dayanya.

"Seni yang merampas kecantikan
lenggok bunga sarwa,
Ia menukar helang rajawali menjadi
burung denak,
Mereka memperdayakan angkatan berkuda
dengan nyayian yang merdu,
lalu membenamkan bahtera ke dasar laut,
Mereka tidurkan kita dengan irama dan lagu,
Dan memadamkan obor kita dengan tiupan nafasnya.

Mereka ajar anak singa
agar menjadi kijang yang pengecut,
Dan mereka hapuskan kisah-kisah singa
pada bicara masa silam,
Cita-cita mereka
menggembirakan hamba dengan penghambaan,
Seluruh pengajaran mereka
hanyalah penipuan cendekiawan"

-Muhammad Iqbal-
penyair Islam terunggul.

Sungguh. Memang mustahil untuk hidup hari ini bersama cita-cita untuk menjadi pemuda yang bersih MELAINKAN kembali kepada kekuatan Tarbiyah Islamiyah Harakiyah.

Kekuatan yang lahir dari fikrah Islamiyah yang jelas, bersamanya kekuatan hubungan dengan Allah hasil ibadah-ibadah yang benar dan tertingkat.

"The youth are the spark of the fire". (Tirmidzi)

Pemuda adalah percikan-percikan api yang menjadi pemula kepada nyalaan api yang besar. Sama ada unggun yang menyala itu adalah unggun Islam atau unggun Jahiliyyah, semuanya bergantung kepada kefahaman dan jiwa pemuda-pemuda tersebut.

"Your Lord is pleased with that teenager who is free from youthful passion"
-narrated by Ahmad-


Sungguh. Allah mencintai pemuda-pemuda yang bebas dari fantasi keremajaan yang hakikatnya telah meracuni minda kita. Mari bersama menjadi pemuda yang bersih jiwanya dari kerosakan dunia agar Allah mencintai kita.

Cukuplah Allah sebagai tempat untuk kami berlindung dan bergantung harap. Cukuplah Allah bagi kami. Cukuplah Allah bagi kami. Cukuplah Allah bagi kami.

nota kaki.
*rasa takut, gusar, bimbang, risau, sedih dan segala bercampur baur saat melihat dunia dan pemuda yang semakin dahsyat.
Bagaimanakah pula gambaran kedahsyatan keadaan ketika generasi zuriat kami nanti?
*Benci kepada sistem. Kasihan kepada mangsa.

1 comment:

mohon pandangan.